Mr and Mrs Setiyono

Mr and Mrs Setiyono

Jumat, 12 Agustus 2011

Aku


aku tak ingin merajut apa yang tak dapat ku gapai…
aku tak ingin bertahan untuk apa yang tak ku punya…
haruskah aku berhenti? 
berhenti disini melihat semua berjalan seperti seharusnya, tapi apakah yang seperti ini sudah seperti yang seharusnya? atau yang seharusnya tidak begini? 
lalu apa yang seharusnya terjadi dan seperti apa itu seharusnya?

kamu pasti bingung membaca itu, karna sejujurnya aku pun bingung. tak berani menerka lebih jauh arti dari semua kalimat itu.
yang aku tahu, aku hanya berusaha menguntai apa yang kini aku genggam. mempertahankan apa yang kini aku miliki.
lalu kalau kamu bukan milik ku, apa tak boleh aku perjuangkan? 
tak boleh kah aku bermimpi tentang hari dengan mu? tentang alam yang hanya ada kamu dan aku. tentang senja yang hanya kita berdua nikmati. tentang deru ombak yang menjadi lagu terindah diantara kita.
tak boleh kah aku?

malam. . lelah. .  dan sepi ini yang menjawab.
terlalu gelap untuk aku menerka malam, untuk menghitung bintang yang ditaburkan sang khalik di sana.
terlalu lelah aku untuk terus berada disini. bersapukan waktu tanpa tahu apa itu pasti.
sepi ini menjadi seorang teman yang amat setia dihidupku kini. tak lagi asing hanya dengan pusara waktu.
yang aku tahu…

aku hanya bertahan untuk cinta dalam diam ini, cinta yang tak bersuara karna memang tabu untuk dibunyikan. terlalu segan untuk diperlihatkan, karena ini mengandung banyak rindu dan luka.
yang aku tahu…

aku tetap bertahan walau kamu tak ada.

“…Saat tiap sudut ruangmu menjadi gelap 
 Apakah terbersit sosok seorang aku? 
Saat khayalanmu bertaburan penuhi hawa 
Bolehkah seorang aku ikut serta? 
Hanya seorang aku… 
Aku sendiri… 
Aku… 

Bila sang terang menciummu dengan sinarnya 
Apakah seorang aku diperkenankan? 
Bila segarnya air terbalut indah di tubuhmu 
Bolehkah seorang aku ikut serta? 
Hanya seorang aku… 
Aku sendiri… 
Aku… 

Biarkan pikiranku hidup di kepalamu 
Biarkan diriku bersemayam dalam tubuhmu 
Dan biarkanlah seorang aku miliki jiwa dan ragamu 
Hanya seorang aku…
 Aku sendiri…”

- aku (bonita)
hanya seorang aku,,,,