Mungkin memang tanpa sengaja aku menjalani proses perenungan ini, semuanya berjalan dengan kehendak-Nya, terlintas dan terpusat dalam pikiranku. Ketika keadaan di luar tidak sesuai dengan keinginan, rasa tidak terima, sedih dan kesal muncul sebagai bentuk penolakan atau tidak rela atas keadaan tersebut. Tetapi, apabila ditelaah lebih dalam, semua perasaan tersebut hanyalah keadaan sementara yang bisa berubah dan bisa diubah oleh masing-masing individu tergantung dari sisi mana individu tersebut melihat keadaan tersebut.
Teringat perkataan seorang pakar holistic terkenal bahwa kebahagian adalah ketika keinginan kita tidak bertentangan dengan keadaan yang sebenarnya. Aku, dia dan kita tak akan mempu mengendalikan apa yang terjadi di luar sana, yang bisa aku lakukan adalah bagaimana mengendalikan diriku, sehingga apapun yang terjadi di luar sana meskipun itu menyakitkan dan tidak sesuai dengan keinginan, akan dapat dijalani dengan mudah. Ketika hati dan pikiran dapat dikendalikan, serta sadar bahwa semua yang terjadi dalam hidup kita tidak luput atas kehendak-Nya, semua kesedihan, kekesalan dan rasa tidak terima itu akan berganti dengan sebuah rasa syukur dan kepasrahan yang disertai dengan semangat untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa dalam menjalani proses kehidupan ini, ada fase up and down-nya. Mungkin memang bukan masalah ketika kita sedang merasa kuat sehingga semuanya terasa nyaman untuk dijalani, tetapi ketika perasaan rapuh mendera, masalah kecil saja akan menjadi sangat besar, yang mengakibatkan kita merasa terperosok ke jurang yang dalam, tanpa teman dan mungkin tanpa jalan keluar.
Di saat itulah, dibutuhkan ketenangan, perenungan, keyakinan dan perubahan pola pikir (mindset) bahwa hidup itu berputar (dinamis), sedih, senang, bahagia, dan duka silih berganti. Yakinkan pada diri kita, pada hati dan pikiran kita bahwa tidak akan selamanya bersedih, akan ada waktunya kita menjalani kebahagiaan, begitu pula sebaliknya. Yakinlah bahwa Alloh sudah memperhitungkan cobaan yang diberikan, sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Bangkit dari keterpurukan dengan terus menjalani dan menerima apapun yang diberikan kehidupan kepada kita serta merubah pola pikir dan melihat sisi baik dari keadaan yang menimpa, akan mampu membantu dalam menjalani kehidupan yang berliku ini. Bersikap tenang dan selalu memohon bimbingan kepada-Nya untuk menapaki kehidupan ini, serta terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dan mengharap ridho-Nya, keadaan apapun yang menimpa diri kita, akan mampu dijalani dengan mudah dan rasa syukur kepada-Nya.
Teringat perkataan seorang pakar holistic terkenal bahwa kebahagian adalah ketika keinginan kita tidak bertentangan dengan keadaan yang sebenarnya. Aku, dia dan kita tak akan mempu mengendalikan apa yang terjadi di luar sana, yang bisa aku lakukan adalah bagaimana mengendalikan diriku, sehingga apapun yang terjadi di luar sana meskipun itu menyakitkan dan tidak sesuai dengan keinginan, akan dapat dijalani dengan mudah. Ketika hati dan pikiran dapat dikendalikan, serta sadar bahwa semua yang terjadi dalam hidup kita tidak luput atas kehendak-Nya, semua kesedihan, kekesalan dan rasa tidak terima itu akan berganti dengan sebuah rasa syukur dan kepasrahan yang disertai dengan semangat untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa dalam menjalani proses kehidupan ini, ada fase up and down-nya. Mungkin memang bukan masalah ketika kita sedang merasa kuat sehingga semuanya terasa nyaman untuk dijalani, tetapi ketika perasaan rapuh mendera, masalah kecil saja akan menjadi sangat besar, yang mengakibatkan kita merasa terperosok ke jurang yang dalam, tanpa teman dan mungkin tanpa jalan keluar.
Di saat itulah, dibutuhkan ketenangan, perenungan, keyakinan dan perubahan pola pikir (mindset) bahwa hidup itu berputar (dinamis), sedih, senang, bahagia, dan duka silih berganti. Yakinkan pada diri kita, pada hati dan pikiran kita bahwa tidak akan selamanya bersedih, akan ada waktunya kita menjalani kebahagiaan, begitu pula sebaliknya. Yakinlah bahwa Alloh sudah memperhitungkan cobaan yang diberikan, sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Bangkit dari keterpurukan dengan terus menjalani dan menerima apapun yang diberikan kehidupan kepada kita serta merubah pola pikir dan melihat sisi baik dari keadaan yang menimpa, akan mampu membantu dalam menjalani kehidupan yang berliku ini. Bersikap tenang dan selalu memohon bimbingan kepada-Nya untuk menapaki kehidupan ini, serta terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dan mengharap ridho-Nya, keadaan apapun yang menimpa diri kita, akan mampu dijalani dengan mudah dan rasa syukur kepada-Nya.
Komentar